Jumat, 16 Oktober 2009

G.Arjuno


Arjuno - Welirang

Puncak G. Arjuna dan G. Welirang terletak pada satu gunung yang sama. G. Arjuna dapat didaki dari berbagai arah; arah Utara (Tretes) melalui G. welirang, dari arah Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).

Surabaya - Malang, turun di Pandaan - Tretes.

Dari Pos PHPA Tretes kita dapat langsung mendaki G. Welirang atau berbelok kekiri langsung ke arag G. Arjuna. Perjalanan dari pondok sampai ke puncak G. Welirang, akan melewati hutan Cemara yang jalannya berbatu. Setelah berjalan 3-4 jam kita akan sampai di puncak G. Welirang. Di bawah puncak G. Welirang ada sebuah kawah yang menyemburkan gas belerang. Perjalanan dari Tretes sampai ke puncak G. Welirang memakan waktu 7-8 jam.

Bila kita akan melanjutkan perjalanan menuju G. Arjuna maka setelah kita sampai di puncak G. Welirang kita berjalan turun sekitar 10 menit tepatnya kearah selatan. Hutan yang dilalui adalah hutan cemara dengan melewati satu jurang dan pinggiran G. Kembar I dan G. Kembar II setelah berjalan 6-7 jam kita akan sampai di puncak G. Arjuna. Tetapi sebelumnya kita akan melewati tempat yang dinamakan “Pasar Dieng”, ketinggiannya hampir sama dengan puncak G. Arjuna dan terdapat batu-batu yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas. Dari sini untuk ke Puncak G. Arjuna hanya memakan waktu 10 menit. Untk mencapai G. Arjuno dari G. Welirang dibutukan waktu 5-6 jam. Puncak G. Arjuna disebut dengan “puncak Ogal-Agil” atau “Puncak Ringgil”.
Turun ke kota Lawang yaitu kearah timur kurang lebih 6 jam.

Jalur Lawang
Surabaya - Malang turun Lawang.
Dari Lawang - desa Wonorejo.
Disini kita melapor pada petugas PHPA dan juga meminta ijin pendakian, persediaan air kita persiapkan juga di desa terakhir ini.

Dari desa Wonosari terus berjalan dan melewati kebun the Wonosari serta terus naik selama 3-4 jam perjalanan kita akan sampai di “Oro-oro Ombo” yang merupakan tempat berkemah. Dari “oro-oro Ombo” menuju puncak dibutuhkan 6-7 jam perjalanan dengan melewati hutan lebat yang disebut hutan “Lali Jiwo”. Untuk menuju puncak terakhir ini, setelah kita melewati Hutan Lali Jiwo, kita akan melalui padang rumput yang jalannya menanjak (curam) sekali. Mendekati puncak, kita akan berjalan melewati batu-batu yang sangat banyak dan menyerupai taman yang sangat indah setelah itu kita akan mencapai puncak G. Arjuna.

Rute pendakian lainnya yaitu dari kota Batu lewat Selecta yang terletak di sebelah barat G. Welirang. Dari Kediri / Malang - Batu – Selecta - desa Kebonsari. Di desa ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke puncak dan kembalinya.

Mendaki selama 5-6 jam akan mengantarkan kita pada punggungan gunung yang menghubungkan puncak G. Welirang dan G. Arhuno, tepatnya sebelah tenggara G. Kembar I. Kita masih harus menempuh perjalanan 1-2 jam lagi untuk menuju puncak G. Welirang ke arah kiri atau G. Arjuno ke arah kanan selama 4-5 jam .

Semeru


Semeru - Bromo

Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru termasuk dalam 4 wilayah Kabupaten, yaitu; Kab. Probolinggo, Kab. Pasuruan, dan Kab. Malang dan Kab. Lumajang. Kawasan ini banyak dikenal oleh wisatawan asing maupun domestik, terutama kawasan Bromo.

Untuk menuju G. Bromo dari arah Pasuruan. Dari Surabaya - Probolinggo turun di Pasuruan - Tosari-Wonokitri. Disini kita meneruskan perjalanan menuju G. Penanjakan, atau masuk ke lautan Pasir dan menuju puncak G. Bromo.

G. Pananjakan mrupakan titik pandang terbaik ke arah kawasan G. Bromo, dimana Kawah Bromo nampak sebagai suatu panorama yang amat eksotik, dengan kepulan asap dan warna-warni punggungan bukit bekas lelehan lava belerang disekitarnya dan hamparan padang pasir mengelilinginya. Disini pemandangan matahari terhimpun nampak lebih indah dengan puncak G. Semeru sebagai latanya.

Bila dari arah Probolinggo - Sukapura terus ke Ngadisari. Dari Ngadisari - Cemoro Lawang 3 Km.

Suhu kawasan Bromo antara 5-14 derajat selsius. Dari padang pasir Bromo kita dapat naik ke G. batok, G. Kursi, maupun Gunung Pananjakan. Di kawasan H. Bromo ini banyak dijumpai panorama yang sangat menkjubkan.

Malang - Tumpang, kemudian menuju desa Ranupane (2.200 m) dengan melewati desa Gubug Klakah (1.100 m) dan Ngadas (2.000 m) dengan truk atau Jeep.

Ranupane menuju Ranu Kumbolo 2.400 m dpl berjarak 13 Km memakan waktu 3-4 jam.
Dari Ranu Kumbolo menuju Kalimati (2.700 m) di tempuh 2-3 jam. Air dapat dicapai di Sumbermani, kearah barat menelusuri pinggiran hutan kalimati dengan menempuh perjalanan 1 jam.
Kalimati - Puncak ditempuh 3-4 jam.

Dari puncak turun kembali ke Kalimati membutuhkan waktu1-2 jam, dan 2-3 jam untuk sampai di Ranu Kumbolo. Dari Ranu Kumbolo menuju Ranu Pane dibutuhkan waktu 3 jam.

Turun dari Ranupane kearah Tumpang kita dapat juga menuju kawasan G. Bomo, melalui pertigaan Jemplang (2 Km. Sebelum desa Ngadas) ke arah kanan.

Kritis

Kritis adalah status konservasi yang diberikan terhadap spesies yang memiliki risiko besar akan menjadi punah di alam liar atau akan sepenuhnya punah dalam waktu dekat.

IUCN telah menjadi lembaga yang secara resmi dan objektif mengklasifikasikan status konservasi suatu spesies. Dalam daftar yang dimilki IUCN, setidaknya terdapat 3246 spesies (1665 fauna, 1575 flora, dan 6 spesies jamur, liken, dan alga) yang berstatus kritis.

Jika suatu spesies menyandang status kritis, berarti jumlahnya telah jauh berkurang di habitat alami mereka, sebanyak 80% dalam tiga generasi. IUCN tidak serta merta menyimpulkan suatu spesies benar-benar punah, mereka lebih dahulu memasukkannya ke dalam status kritis hingga data yang pasti mengenai keberadaan spesies tersebut ada. Kategori terbaru telah diusulkan oleh BirdLife International, yaitu "Kemungkinan Punah" untuk mengkategorikan status spesies tersebut.

Contoh spesies yang kritis dianranya: