Senin, 25 Mei 2009

Spesies terancam

Harimau Sumatra, status konservasi: kritis
Spesies terancam adalah populasi makhluk hidup (spesies atau subspesies terpisahkan evolusi) yang berada dalam risiko kepunahan karena jumlahnya sedikit, maupun terancam punah akibat perubahan kondisi alam atau hewan pemangsa.
Berbagai negara di dunia memiliki undang-undang perlindungan istimewa bagi habitat atau spesies terancam, yang berisi pelarangan perburuan, pembatasan pengembangan lahan, atau penetapan daerah cagar alam dan suaka margasatwa. Jumlah spesies yang terancam sebenarnya lebih banyak dari jumlah spesies yang didaftar dan mendapat perlindungan hukum. Di alam bebas terdapat lebih banyak lagi spesies yang lebih dulu punah sebelum sempat dicatat, atau berpotensi menjadi musnah tanpa pernah berhasil mendapatkan perhatian manusia.
Laju kepunahan spesies sepanjang 150 tahun belakangan ini sangat memprihatinkan. Spesies mengalami evolusi dan punah secara alami sejak ratusan juta tahun yang lalu, tapi laju kepunahan belakangan ini jauh lebih tinggi dari laju kepunahan rata-rata pada skala evolusi planet Bumi.[1]Laju kepunahan saat ini adalah 10 hingga 100 kali lipat laju kepunahan alami. Bila tingkat laju kepunahan berlanjut atau terus meningkat, jumlah spesies yang menjadi punah dalam dekade berikut bisa berjumlah jutaan.[2]. Sebagian besar orang hanya berpikir hanya spesies mamalia berukuran besar dan burung yang terancam kepunahan, tapi sebenarnya kestabilan seluruh ekosistem menjadi terganggu dengan punahnya spesies kunci pada salah satu rantai makanan.
Daftar isi[tampilkan]
1 Kepunahan
2 Kontroversi
3 Status Konservasi
3.1 IUCN Red List
4 Daftar sebagian kecil spesies terancam
4.1 Mamalia
4.2 Burung
4.3 Reptilia
4.4 Amfibia
4.5 Ikan
4.6 Artropoda
4.7 Moluska
4.8 Tumbuhan
5 Lihat pula
6 Catatan kaki
7 Pranala luar
//

[sunting] Kepunahan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kepunahan
Manusia harus peduli terhadap kepunahan karena kepunahan berarti:
kehilangan suatu spesies sebagai entitas biologi
terganggunya kestabilan sebuah ekosistem
terancamnya spesies lain
kehilangan materi genetika dan biokimia yang tidak tergantikan.
Hilangnya satu spesies dari muka bumi berarti berkurangnya kekayaan alam, sekaligus menjadi isu moral bagi pihak yang berpendapat manusia sebagai penanggung jawab kelestarian lingkungan, sekaligus pihak yang mendukung hak hidup untuk semua spesies hewan. Kepunahan suatu spesies yang menjadi mangsa atau pemangsa dalam suatu ekosistem berdampak pada peningkatan atau penurunan jumlah populasi spesies lain. Begitu seterusnya, hingga semua spesies musnah dan ekosistem menjadi rusak dan tidak bisa kembali seperti semula. Selain itu, setiap spesies memiliki materi genetik yang unik yang tersimpan dalam DNA, dan menghasilkan bahan kimia yang unik sesuai instruksi genetik yang dimiliki. Bahan kimia dari tumbuhan, misalnya sangat berpotensi untuk digunakan sebagai senyawa obat-obatan dalam industri farmasi.

[sunting] Kontroversi
Undang-undang spesies terancam sering mengundang kontroversi. Pihak-pihak tertentu sering mempertanyakan kriteria memasukkan suatu spesies ke dalam daftar spesies terancam, dan kriteria mencoret suatu spesies dari daftar spesies terancam setelah populasi spesies tersebut telah pulih. Selain itu, pemilik tanah sering mempertanyakan nasib tanah mereka setelah ditemukan spesies terancam yang dilindungi undang-undang.
Spesies yang dimasukkan ke dalam daftar spesies terancam justru sering makin dicari kolektor dan pemburu gelap. [3] Dampak seperti ini bisa dikurangi dengan melakukan penangkaran spesies terancam. Seperti di Republik Rakyat Cina, penangkaran penyu berhasil mengurangi perburuan gelap terhadap spesies terancam. [4]

[sunting] Status Konservasi
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Status Konservasi
Status konservasi dari suatu spesies terancam adalah indikator kemungkinan spesies ini bisa terus bertahan hidup. Penetapan status konservasi bukan hanya berdasar jumlah populasi yang tersisa, melainkan juga peningkatan atau penurunan jumlah populasi dalam periode tertentu, laju sukses penangkaran, ancaman yang diketahui, dan sebagainya. Status konservasi yang paling dikenal di seluruh dunia adalah IUCN Red List.
Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati merupakan program internasional untuk melindungi spesies dan habitat teracam yang diratifikasi 188 negara. Di Indonesia, program ini disebut Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia (IBSAP) yang pertama kali dibuat tahun 1993 dengan nama rencana Aksi Keanekaragaman hayati untuk Indonesia atau Biodiversity Action Plan Indonesia (BAPI).[5]

[sunting] IUCN Red List

Harimau Siberia, status konservasi: kritis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: IUCN Red List
Kategori Terancam akan Kepunahan dalam IUCN Red List berada di antara kategori Sangat Terancam akan Kepunahan dan Rentan. Beberapa kategori IUCN:
Punah (EX): individu terakhir dari sebuah spesies sudah mati, atau sudah mati berdasarkan asumsi yang tidak bisa diragukan lagi, misalnya: Harimau Tasmania, Dodo, dan Merpati penumpang.
Punah di alam liar (EW): populasi di alam bebas tidak ada lagi, dan hanya bisa ditemui di penangkaran, misalnya: burung Alagoas Curassow.
Sangat terancam kepunahan atau Kritis (CR): spesies menghadapi risiko tinggi kepunahan di waktu dekat, misalnya: Harimau Sumatra, Badak Jawa, Jalak Bali, Arwana Asia.
Terancam atau Endangered (EN): spesies yang menghadapi risiko kepunahan sangat tinggi di waktu mendatang, misalnya: Orang utan, Banteng, Anoa, Macan Tutul Salju.
Rentan (VU): spesies menghadapi risiko tinggi kepunahan di masa depan, misalnya: Cheetah, Seladang, Babirusa.
Risiko Rendah (LC): ancaman langsung bagi kelangsungan hidup spesies tidak ada, misalnya: Ayam hutan, Macan Tutul.

[sunting] Daftar sebagian kecil spesies terancam
Daftar berikut ini memuat sebagian kecil saja spesies-spesies terancam dari keseluruhan spesies terancam yang diketahui dan tidak diketahui. Jumlah spesies yang punah setiap tahun justru beberapa kali lipat lebih besar dari jumlah spesies yang bisa dimasukkan ke dalam daftar spesies terancam.
Daftar berikut ini tidak lengkap, bantulah kami melengkapinya.

[sunting] Mamalia

Orang utan Kalimantan, status konservasi: terancam
Acerodon jubatus
Anjing laut Hawaii (Monachus schauinslandi)
Anjing liar Afrika (Lycaon pictus)
Antelop Tibet (Pantholops hodgsonii)
Aye-aye (Daubentonia madagascariensis)
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis)
Bajing Merah (Sciurus vulgaris)
Banteng (Bos javanicus)
Bekantan (Nasalis larvatus)
Berang-berang laut (Enhydra lutris)
Bonobo (Pan paniscus)
Bradypus torquatus
Burramys parvus
Cervus albirostris
Cheetah Asia (Acinonyx jubatus venaticus)
Elaphurus davidianus
Equus hemionus
Fossa (Cryptoprocta ferox)
Gajah Afrika (Loxodonta africana)
Gajah Asia (Elephas maximus)
Gajah hutan Afrika (Loxodonta cyclotis)
Gorila gunung (Gorilla beringei)
Gorila (Gorilla gorilla)
Harimau (Panthera tigris)

Tumpukan tengkorak Bison Amerika. Di tahun 1890 hanya tersisa 750 ekor bison
Indri (Indri indri)
Kelelawar abu-abu (Myotis grisescens)
Kouprey (Bos sauveli)
Lasiorhinus krefftii
Leontopithecus rosalia
Lumba-lumba Teluk California (Phocoena sinus)
Lynx Iberia (Lynx pardinus)
Macan Tutul Salju (Uncia uncia)
Manatee Hindia Barat (Trichechus manatus)
Mustela nigripes
Myrmecobius fasciatus
Orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus)
Orang utan Sumatra (Pongo abelii)
Panda Merah (Ailurus fulgens)
Panda (Ailuropoda melanoleuca)
Paus bersirip (Balaenoptera physalus)
Paus biru (Balaenoptera musculus)
Paus bongkok (Megaptera novaeangliae)
Paus Sei (Balaenoptera borealis)
Petaurus gracilis)
Pteronura brasiliensis
Serigala Merah (Canis rufus)
Sifaka diadema (Propithecus diadema)
Simpanse (Pan troglodytes)
Singa Asia (Panthera Leo Persica)
Singa laut Steller (Eumetopias jubatus)
Urocyon littoralis

[sunting] Burung

Jalak Bali, status konservasi: kritis
Aceros waldeni
Alauda razae
Anas laysanensis
Angsa Hawaiian (Branta sandvicensis)
Anodorhynchus glaucus
Anodorhynchus leari
Bintayung Christmas (Fregata andrewsi)
Brachyramphus brevirostris
Buteo ridgwayi
Corvus hawaiiensis
Cozumel Thrasher (Toxostoma guttatum)
Crypturellus saltuarius
Cyanopsitta spixii
Dara Laut Berjambul (Sterna bernsteini)
Dendrocygna arborea
Diomedea amsterdamensis
Foudia rubra
Gallicolumba platenae
Gallirallus owstoni
Geopsittacus occidentalis
Geronticus eremita
Grus americana
Grus leucogeranus
Gyps bengalensis
Gyps indicus
Ibis Karau (Pseudibis davisoni)
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
Kakapo (Strigops habroptila)
Kakatua Filipina (Cacatua haematuropygia)
Kakatua Puerto Rico (Amazona vittata)
Kakatua-kecil Jambul-kuning (Cacatua sulphurea)
Kiwi (Apteryx australis, A. hastii, A. owenii)
Kondor California (Gymnogyps californianus)
Kuau-kerdil Kalimantan (Polyplectron schleiermacheri)
Maleo Senkawor (Macrocephalon maleo)
Mergus octosetaceus
Mimodes graysoni
Neophema chrysogaster
Neospiza concolor
Nipponia nippon
Numenius borealis
Numenius tenuirostris
Oceanites maorianus
Oxyura leucocephala
Pelatuk Maharaja (Campephilus imperialis)
Pelatuk paruh gading (Campephilus principalis)
Picoides borealis
Pithecophaga jefferyi
Pitta gurneyi
Podiceps taczanowskii
Po'o-uli (Melamprosops phaeosoma)
Psittacula eques
Pterodroma hasitata
Pterodroma madeira
Pterodroma magentae
Rhinoptilus bitorquatus
Rhynochetos jubatus
Sapheopipo noguchii
Tachybaptus rufolavatus
Takahē (Porphyrio hochstetteri)
Thalassarche eremita
Thaumatibis gigantea
Tokhtor Sumatera (Carpococcyx viridis)
Tympanuchus cupido attwateri
Vanellus gregarius

[sunting] Reptilia

Komodo, status konservasi: rentan
Alligator China (Alligator sinensis)
Alsophis antiguae
Ameiva polops
Bradypodion taeniabronchum
Buaya Kuba (Crocodylus rhombifer)
Gambelia silus
Komodo (Varanus komodoensis)
Kura-kura darat bintang Burma (Geochelone platynota)
Kura-kura sungai Amerika Tengah (Dermatemys mawii)
Lepidochelys kempii
Oligosoma grande
Oligosoma otagense
Penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea)
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
Penyu hijau (Chelonia mydas)
Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
Penyu tempayan (Caretta caretta)
Sphaerodactylus micropithecus
Uma inornata
Xantusia riversiana

[sunting] Amfibia
Ambystoma californiense
Ambystoma tigrinum stebbinsi
Bufo baxteri
Bufo californicus
Bufo houstonensis
Eurycea rathbuni
Eurycea sosorum
Hyalinobatrachium fleischmanni
Litoria olongburensis
Litoria Spenceri
Nyctimystes dayi
Philoria frosti
Plethodon shenandoah
Rana muscosa

[sunting] Ikan

Arwana Asia, status konservasi: kritis
Arwana Asia (Scleropages formosus)
Bonytail (Gila elegans)
Coelacanth (Coelacanthiformes)
Cui-ui (Chasmistes cujus)
Gambusia eurystoma
Gila cypha
Hiu paus (Rhincodontidae Rhincodon typus)
Kerapu Nassau (Epinephelus striatus)
Moapa coriacea
Psephurus gladius
Ptychocheilus lucius

[sunting] Artropoda
Astacopsis gouldi
Austropotamobius pallipes
Palaemonias alabamae
Palaemonias ganteri

[sunting] Moluska
Kanab Ambersnail (Oxyloma haydeni kanabensis)

[sunting] Tumbuhan
Abies beshanzuensis
Ceroxylon quindiuense
Clianthus puniceus
Cupressus dupreziana
Metasequoia glyptostroboides
Palem anggur Chili (Jubaea chilensis)
Perangkap lalat Venus (Dionaea muscipula)
Pinus Wollemi (Wollemia nobilis)

Tidak ada komentar: